Suweg, Lama Berbunga, Cepat Layu

Bunga bangkai Amorphopalus Paeoniifolius sedang berbunga (generatif).

SEKUNTUM Suweg (Amorpophallus Paeoniifolius) mekar di halaman Sekretariat Biologi Pecinta Alam Sumatera Utara, Universitas Negeri Medan (Unimed), Rabu (8/5) tahun lalu. Ratusan mahasiswa kampus tersebut memanfaatkan momentum mekarnya Suweg untuk berswafoto.

Demi mencegah tangan jahil, Mahasiswa Biologi Unimed memasang garis pembatas agar terhindar dari jangkauan tangan pengunjung. Selain itu, di dekat bunga itu turut dipasang sebuah spanduk berisikan keterangan ringkas tentang tanaman hias tersebut.

Bunga bangkai ini ternyata sengaja dibudidayakan di kampus Unimed. Benihnya ditanam oleh seorang pecinta tumbuhan bernama Yusran E. Ritonga. Umbi Suweg itu ditanam pada 2011. "Waktu itu, bibitnya saya minta dari Nani Yusnita, mahasiswa Biologi angkatan 2009. Umbi itu dibawanya dari Langkat," terang Yusran.

Yusran menjelaskan, Amorpophallus Paeoniifolius adalah salah satu jenis bunga bangkai yang berasal dari keluarga talas-talasan. Bunga ini biasanya tumbuh di hutan hujan tropis dataran rendah. Tanaman ini memiliki umbi, batang, hingga akar sendiri sehingga bisa mencari makan sendiri, tingginya bisa mencapai 2,5 meter, dengan lebar 1,5 meter saat mekar. Suweg ini bisa tumbuh melalui biji bunga dan juga umbi. "Sebenarnya bukan cuma Suweg. Saya juga menanam banyak jenis tumbuhan," imbuhnya.

Bunga bangkai Amorphopalus Paeoniifolius sedang berbunga (generatif).


Ia juga menjelaskan, umur bunga bangkai tersebut hanya berkisar seminggu dari mulai bunga itu mekar hingga layu dan mati. Jika terjadi pembuahan, Suweg ini akan menghasilkan umbi sebagai tunas baru. Namun jika tidak, bunga akan benar-benar mati. 

Dekan FMIPA Dr. Martina Restuati mengaku bunga bangkai ini selalu dicari dan dinantikan oleh mahasiswa Biologi, karena termasuk bunga yang unik, banyak perbedaannya dengan bunga pada tumbuhan lain baik dari bentuk aroma dan fungsinya. Selain itu butuh waktu lama paling cepat 5 tahun baru muncul bunganya itu pun kalau lingkungannya mendukung.

"Alhamdulillah, Suweg ini bisa berbunga sehingga mahasiswa bisa langsung mengamati dan mempelajarinya. Tidak lagi hanya melihat gambar, tapi tanaman asli. Tumbuhan-tumbuhan lainnya juga akan kita kembangkan dan budidayakan di kampus ini," pungkas Restuati. (Dedy Hutajulu)

Komentar

Postingan Populer