Mordellidae, Keluarga Pemalu
JEJAK hujan membekas di dedaunan. Titik-titik air menempel di belukar. Di antara embun-embun itu, ada sesuatu benda berwarna hitam dengan corak putih bersembunyi di selembar daun yang nyaris menggulung.
Aku penasaran dan mendekat. Kuarahkan kamera ponselku ke arah benda itu. Seketika, benda itu terbang dan mendarat di daun lain. Sekitar dua meter jauhnya ia berpindah. Bisa terbang, jelas itu bukan benda mati. Dia adalah serangga. Pelan-pelan aku mendekat. Mengambil posisi yang tepat. Dan jepret! Kamera yang sudah stand by dari tadi pun berhasil menangkap gambar serangga itu.
Aku mengambil beberapa frame dari berbagai sudut bidik. Setelah itu, aku melihat hasilnya di galeri photoku. Serangga itu memiliki bentuk tubuh membungkuk. Bagian depannya jauh lebih besar, sedangkan dari perut menuju ekor semakin runcing.
Serangga ini, menurut dugaanku, amat pemalu. Ia jarang menampakkan wajah aslinya. Bagian kepalanya menekuk ke bawah, seperti membungkuk. Itu dilakukannya untuk menutupi wajahnya. Dan ia bisa berdiam begitu lama sambil menekuk kepalanya.
Dan ketika daun tempat dia bergoyang agak keras, mendadak ia menendang dan menjatuhkan diri. Begitulah ia memaknai gerakan dari luar sebagai ancaman bahaya. Bila dia merasa terancam, ia akan menendang tubuhnya agar jatuh. Sehingga luput dari predator. Unik sekali ya.
Saya pemasaran dengan serangga unik ini. Saya telusur di google. Rupanya, serangga pemalu ini adalah keluarga Mordellidae-Tumbling Flower Beetles atau nama lainnya Pintail Beetles. Panjang tubuhnya antara 1.5 mm – 15 mm. Tetapi rata-rata Kumbang Pintail memiliki panjang antara 3-8 mm.
Kumbang dewasa hidup di pohon, bunga dan dedaunan. Mereka juga jamak menghuni pohon mati dan kayu gelondongan. Tetapi saat masih larva, mereka hidup di kayu keras yang mati.
Saya belum pernah melihat larvanya. Mudah-mudahan suatu saat bisa menemukannya. Saya pasti akan memotretnya, untuk melengkapi naskah saya ini. Dan tentu saja, kumbang Pintail ini tidak hanya satu jenis. Ada banyak ragamnya. Mereka semua amat pemalu, meski tidak berbuat salah. Mereka pemalu meski hidup di abad 21. Mereka pemalu meski tidak telanjang. Hehehe.
Aku penasaran dan mendekat. Kuarahkan kamera ponselku ke arah benda itu. Seketika, benda itu terbang dan mendarat di daun lain. Sekitar dua meter jauhnya ia berpindah. Bisa terbang, jelas itu bukan benda mati. Dia adalah serangga. Pelan-pelan aku mendekat. Mengambil posisi yang tepat. Dan jepret! Kamera yang sudah stand by dari tadi pun berhasil menangkap gambar serangga itu.
Aku mengambil beberapa frame dari berbagai sudut bidik. Setelah itu, aku melihat hasilnya di galeri photoku. Serangga itu memiliki bentuk tubuh membungkuk. Bagian depannya jauh lebih besar, sedangkan dari perut menuju ekor semakin runcing.
Serangga ini, menurut dugaanku, amat pemalu. Ia jarang menampakkan wajah aslinya. Bagian kepalanya menekuk ke bawah, seperti membungkuk. Itu dilakukannya untuk menutupi wajahnya. Dan ia bisa berdiam begitu lama sambil menekuk kepalanya.
Dan ketika daun tempat dia bergoyang agak keras, mendadak ia menendang dan menjatuhkan diri. Begitulah ia memaknai gerakan dari luar sebagai ancaman bahaya. Bila dia merasa terancam, ia akan menendang tubuhnya agar jatuh. Sehingga luput dari predator. Unik sekali ya.
Saya pemasaran dengan serangga unik ini. Saya telusur di google. Rupanya, serangga pemalu ini adalah keluarga Mordellidae-Tumbling Flower Beetles atau nama lainnya Pintail Beetles. Panjang tubuhnya antara 1.5 mm – 15 mm. Tetapi rata-rata Kumbang Pintail memiliki panjang antara 3-8 mm.
Kumbang dewasa hidup di pohon, bunga dan dedaunan. Mereka juga jamak menghuni pohon mati dan kayu gelondongan. Tetapi saat masih larva, mereka hidup di kayu keras yang mati.
Saya belum pernah melihat larvanya. Mudah-mudahan suatu saat bisa menemukannya. Saya pasti akan memotretnya, untuk melengkapi naskah saya ini. Dan tentu saja, kumbang Pintail ini tidak hanya satu jenis. Ada banyak ragamnya. Mereka semua amat pemalu, meski tidak berbuat salah. Mereka pemalu meski hidup di abad 21. Mereka pemalu meski tidak telanjang. Hehehe.
(Dedy Hutajulu)
Komentar
Posting Komentar