Kutuk Di Balik Satu Kecantikan
Kecantikan seperti sekeping mata uang. Ada dua sisi berbeda dalam satu kepingan. Satu sisi membawa berkah, sisi lainnya membawa derita. Itulah yang nyata dialami keluarga Derbidae.
Derbidae keluarga serangga dari urutan Hemiptera. Bisa dikatakan, kepik sejati. Spesies Derbidae ini termasuk kepik paling mengagumkan secara kasat mata dan mudah dikenali. Populasi mereka termasuk ketiga terbanyak di dunia dalam kategori wereng. Mereka tersebar luas di segala penjuru bumi, khususnya daerah beriklim tropis dan sub tropis.
Selain beragam dan penampilannya yang menawan, Derbidae juga punya derita tersendiri. Khususnya Derbidae Spinola. Dinamakan demikian, karena Maximilian Spinola, seorang peneliti serangga, yang pertama kali mengidentifikasi kepik ini pada 1839. Untuk menghargai jasanya, kepik ini pun dibubuhkan nama Spinola dibelakang kata Derbidae.
Apa sesungguhnya derita yang dibawa kecantikan Debidae? Tak lain adalah beban hidup. Sayap Derbidae yang menawan, berwarna dan bermotif itu, amat halus dan panjang. Sayap itu tidak terbuat dari baja, sehingga amat rapuh.
Jika sayap itu membentur benda, kemungkinan besar mudah koyak atau patah. Jika sayapnya robek, atau patah, kepik ini kewalahan terbang. Dalam situasi seperti itu, mereka akan menjadi santapan lezat para predator. Karena itu mereka amat hati-hati menjaga sayapnya tetap utuh dan lengkap.
Cara terbaik untuk memastikan sayapnya utuh, dan tidak rusak adalah dengan bersembunyi di balik dedaunan yang lebar nan hijau. Mereka berkamuflase, menyamarkan warna sayap dengan daun hijau. Di titik inilah mereka kerap menghabiskan umurnya hanya bersembunyi di balik dedaunan, sepasti daun tebu atau ilalang.
Kecantikan sayapnya, memaksa Derbidae hanya hidup di balik daun. Hanya jika keadaan terpaksa mereka terbanh dan hinggap di permukaan atas daun. Selebihnya, mereka kerap memandang dunia secara terbalik. Memandang alam dari titik itu-itu saja. Tentu saja, itu sangat tidak mengasikkan, bukan?
Namun, Derbidae spinola sadar diri. Ia tahu tubuhnya indah, tapi ia tidak angkuh. Ia tidak arogan, tidak pula membusungkan dada pada dunia. Ia tahu menjaga dirinya. Menyimpan kecantikannya itu untuk spesiesnya saja. Tidak untuk para predator.
Mereka tau menempatkan dirinya dalam lingkungan yang tepat. Mereka memposisikan dirinya di tempat yang mungkin paling aman dari musuh dan nyaman untuk melanjutkan keberlangsungan generasinya.
Kecantikan tidak menajdi penghalang mereka untuk eksis dan mewarisi bumi. Hidup terus berlanjut, segala perintang musti diakali. Memastikan masa depan generasi berikutnya jauh lebih penting dari sekadar memamerkan kecantikan raga belaka. (Dedy Hutajulu)
Trimakasih tulisannya bang, nambah ilmu awak tentang keluarga serangga.
BalasHapus