Inspirasi dari Anjing
Jika mau belajar setia, peliharalah anjing. Perhatikan lakunya. Anjuran itu bukan mengada-ada. Kenyataannya memang begitu. Anjing, salah satu binatang yang setia pada tuannya. Tak heran, anjing menjadi hewan piaraan yang amat digemari banyak orang.
Artinya segala hal diciptakan seturut dengan kehendak Tuhan, bukan keinginan manusia. Lewat Teologi anjing kita bisa memahami mengapa usus buntu tercipta, yang walau hingga hari ini belum ada penelitian yang mampu menjawab apa faedahnya. Namun, sesuai teologi anjing, "segala hal diciptakan untuk kesenangan Allah semata."
Atas kekagumannya pada kesetiaan anjing, Sutradara beken Seijiro Koyama nekat membesut film bertajuk anjing. Film yang diadaptasi dari kisah nyata di Jepang. Hachiko, nama anjing itu. Dia setia mengantar dan menunggu tuannya Shujiro Ueno di stasiun kereta api. Setiap pagi, Shujiro berangkat kerja. Dari rumah menuju stasiun ia ditemani Hachiko, anjing kesayangannya itu. Dan Hachiko selalu setia di stasiun menunggu tuannya pulang.
Hingga suatu hari, tuannya tidak pulang-pulang untuk selama-lamanya, lantara sudah meninggal. Namun Hachiko, setiap pagi berangkat ke stasiun dan menunggu tuannya di sana. Perilaku anjing itu mendapat perhatian banyak orang karena berbulan-bulan anjing itu tetap setia menunggu tuannya pulang. Hachiko tetap menunggu di stasiun hingga ajal menjemputnya. Kisah yang sangat mengharukan.
Teologi Kucing & Anjing
Anjing begitu menginspirasi. Berkat rajin mengamati perilaku anjing, Bob Sjogren dan Gerald Robinson mendapat ilham untuk menulis buku bertajuk "Cat and Dog Theologi". Buku yang menganalogikan hubungan manusia dengan Allah, pencipta ibarat perilaku kucing dan anjing. Buku yang sangat bagus untuk memahami perilaku manusia dalam memandang Tuhan.
"Engkau mengelus-elus aku, engkau memberiku makan. Berarti aku adalah tuanmu," pikir kucing memandang manusia.
Berbeda dengan anjing.
"Engkau menyayangi aku. Engkau memberiku makan, pasti engkau tuanku," kata anjing pada manusia.
Perbedaan sifat yans kontras ini nyata sekali bagi kita. Teologi kucing memandang, manusia adalah Tuhan. "It's all about, me,"
Sedangkan teologi anjing menempatkan segala hal sesuai kehendak Allah. "It's all about You, God,"
Semua Sesuai Kehendak Allah
It makes sense? Yap! (Dedy Hutajulu)
Komentar
Posting Komentar