Di Antara Wereng, Nimfa Acanalonidae yang Terhebat
Sebelum hujan turun membasahi kota Medan, pada Sabtu 11 Juni 2020, seekor serangga hijau hingga di daun pohon jambu, tepat di depan mata saya. Warnanya yang hijau menyamarkannya dengan dedaunan.
Serangga itu adalah wereng pohon (Planthoppers). Spesies jenis ini berbeda jauh dari segi bentuk, tekstur sayap dan ukuran dengan kumbang daun. Wereng jauh lebih besar ketimbang kumbang daun. Ya, meskipun wereng hijau ini dapat melompat untuk melarikan diri, atau terbang dengan sayapnya, tetapi biasanya mereka akan hinggap tak jauh dari tempatnya berpindah.
Setiap kali mendarat, mereka biasanya hinggap di balik dedaunan. Jika mendarat di permukaan atas dedaunan, mereka akan segera bergerak ke balik daun untuk bersembunyi. Di sana mereka akan diam, tidak bergerak demi menyamarkan dirinya dengan warna daun. Cara ini disebut kamuflase yang efektif mengecoh atau menghindari predator.
Jenis wereng ini berkepala hijau kerucut, dengan tepian sayap warna merah muda. Dia adalah anggota genus Acanalonia, dalam keluarga Acanaloniidae (wereng tanaman Acanalonid), dalam superfamili wereng keluarga Fulgoroidea. Keluarga Fulgoroidea digambarkan sebagai kelompok yang amat beragam namun membingungkan.
Yang pasti, wereng ini telah muncul ada sejak lama. Dibuktikan dengan fosil yang ditemukan berusia 45 juta tahun lalu. Mereka serangga pemakan berbagai jenis dedaunan. Mereka menusukkan mulutnya ke daun lalu mengisap nutrisi tanaman. Saat menghirup nutrisi itu mereka meninggalkan luka pada tanman. Namun luka itu tidaklah parah, akan tetapi, acap kali wereng turut membawa penyakit sehingga penyakit itulah yang membunuh tanaman. Itu sebabnya, hingga hari ini wereng dicap sebagai hama.
Nimpa Terhebat
Spesies Acanalonids memiliki Nimfa terhebat yang pernah ada! Mereka menghiasi tubuh mereka dengan ekor filamen panjang. Filamenfilamen ini berfungsi sebagai hidrofobik (anti air), yang terbuat dari bahan lilin. Zat lilin itu mereka produksi dari kelenjar di perut. Filamen itu berfungsi, selain mencegahnya basah juga untuk mencegah nimfa dari predator serta menjaganya tetap segar alias tidak mengering dari sinar matahari.
Sekilas, nimfa Acanalonids tampak serupa dengan kutu daun berbulu. Namun sesungguhnya mereka dua nimfa dari jenis spesies berbeda. Baik nimfa dan mauoun we rengdewasa, mereka menyerap nutrisi dari berbagai tanaman inang.
Kadang kala, sembari menghisap nutrisi, wereng betina juga kadang menitipkan telurnya di batang pohon, tempat dia makan. Telur-telur itu mungkin juga dilindungi oleh lapisan lilin dan menetas beberapa waktu kemudian. (Dedy Hutajulu)
Serangga itu adalah wereng pohon (Planthoppers). Spesies jenis ini berbeda jauh dari segi bentuk, tekstur sayap dan ukuran dengan kumbang daun. Wereng jauh lebih besar ketimbang kumbang daun. Ya, meskipun wereng hijau ini dapat melompat untuk melarikan diri, atau terbang dengan sayapnya, tetapi biasanya mereka akan hinggap tak jauh dari tempatnya berpindah.
Setiap kali mendarat, mereka biasanya hinggap di balik dedaunan. Jika mendarat di permukaan atas dedaunan, mereka akan segera bergerak ke balik daun untuk bersembunyi. Di sana mereka akan diam, tidak bergerak demi menyamarkan dirinya dengan warna daun. Cara ini disebut kamuflase yang efektif mengecoh atau menghindari predator.
Jenis wereng ini berkepala hijau kerucut, dengan tepian sayap warna merah muda. Dia adalah anggota genus Acanalonia, dalam keluarga Acanaloniidae (wereng tanaman Acanalonid), dalam superfamili wereng keluarga Fulgoroidea. Keluarga Fulgoroidea digambarkan sebagai kelompok yang amat beragam namun membingungkan.
Yang pasti, wereng ini telah muncul ada sejak lama. Dibuktikan dengan fosil yang ditemukan berusia 45 juta tahun lalu. Mereka serangga pemakan berbagai jenis dedaunan. Mereka menusukkan mulutnya ke daun lalu mengisap nutrisi tanaman. Saat menghirup nutrisi itu mereka meninggalkan luka pada tanman. Namun luka itu tidaklah parah, akan tetapi, acap kali wereng turut membawa penyakit sehingga penyakit itulah yang membunuh tanaman. Itu sebabnya, hingga hari ini wereng dicap sebagai hama.
Nimpa Terhebat
Spesies Acanalonids memiliki Nimfa terhebat yang pernah ada! Mereka menghiasi tubuh mereka dengan ekor filamen panjang. Filamenfilamen ini berfungsi sebagai hidrofobik (anti air), yang terbuat dari bahan lilin. Zat lilin itu mereka produksi dari kelenjar di perut. Filamen itu berfungsi, selain mencegahnya basah juga untuk mencegah nimfa dari predator serta menjaganya tetap segar alias tidak mengering dari sinar matahari.
Sekilas, nimfa Acanalonids tampak serupa dengan kutu daun berbulu. Namun sesungguhnya mereka dua nimfa dari jenis spesies berbeda. Baik nimfa dan mauoun we rengdewasa, mereka menyerap nutrisi dari berbagai tanaman inang.
Kadang kala, sembari menghisap nutrisi, wereng betina juga kadang menitipkan telurnya di batang pohon, tempat dia makan. Telur-telur itu mungkin juga dilindungi oleh lapisan lilin dan menetas beberapa waktu kemudian. (Dedy Hutajulu)
Komentar
Posting Komentar