Ciplukan, Tanaman Obat Kaya manfaat


ADA satu tanaman yang kaya manfaat. Mulai dari akar, batang, daun hingga buahnya bisa dimanfaatkan. Namanya: Ciplukan.

Flora satu ini masuk genus Physalis. Ciplukan yang kerap tumbuh di sawah jenis Physalis angulata. Dicirikan, ketika matang, buahnya kuning terang. Sedangkan yang tumbuh di perbukitan, tak lain, Physalis peruviana. Kalau matang, buahnya berwarna oranye.

Ciplukan banyak tumbuh di berbagai daerah di Nusantara, dengan nama lokal masing-masing. Ceplukan (Jawa), Pultak-pultak (Toba), Depuk-depuk (Karo), Cecendes (Sunda), Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), AngketKepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes (Sasak), Leletokan (Minahasa), Trueng kachueng (Aceh), Boba (Maluku), dagameme (Ternate) dan kopo-kopo (Makassar).

Masyarakat lokal terbiasa memanfaatkan ciplukan sebagai tanaman herbal. Akarnya untuk obat cacing dan penurun demam, daunnya penyembuh patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung, keseleo, nyeri perut dan kencing nanah. Sedangkan buah bisa mengobati epilepsi, sukar buang air, dan penyakit kuning. 

Dan sejumlah hasil penelitian menunjang pemanfaatannya sebagai obat, termasuk untuk memperkuat daya tahan tubuh dan memerangi berbagai penyakit. Guru besar Fakultas Farmasi UGM, Zullies Ikawati mengatakan, ciplukan bisa digunakan untuk menurunkan kadar gula darah, sebagai antibakteri, antiradang dan antimikroba.

Sejumlah peneliti menemukan, ciplukan mengandung zat mineral seperti K, Mn, Mg, Fe dan Zn dengan kadar lebih tinggi dibanding di buah-buahan lain seperti pepaya, apel, jeruk, strawberi, dan acerola.

Situs Cancer Chemoprevention Research Center (CCRC) Fakultas Farmasi UGM menulos, ciplukan mengandung beragam senyawa aktif diantaranya saponin, flavonoid, polifenol, dan fisalin. Selain itu, ciplukan juga memiliki aktivitas sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan, imunosupresan, antiinflamasi, antioksidan, dan sitotoksid 

Ciplukan bisa meningkatkan daya tahan tubuh bukanlah isapan jempol. Itu telah dibuktikan oleh Nissa Wargadipura, pendiri Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Garut, Jawa Barat. Di lingkungan pondok, ada banyak tanaman ciplukan untuk kebutuhan pesantrennya. Mereka memanfaatkan tanaman ciplukan sebagai teh herbal.

Tanaman Ciplukan
Menurut Nissa, teh ciplukan boleh dicampur dengan temulawak, meniran, dan kayu manis. Boleh ditambah gula atau madu. Sebelum dicampur, semua bahan sudah dikeringkan dulu. "Ciplukan memberi dampak langsung sebagai immune booster," kata dia.

Dan karena telah populer, harga ciplukan jauh lebih mahal dari apel California. Sekarang, buah ciplukan semakin mahal harganya. Sekilo mencapai Rp 500 ribu. Maklum saja, tanaman ini kaya manfaat. Jadi, kalau mau budidaya ciplukan, prospeknya menjanjikan. Tanaman ini laku jual dan tidak sulit membudidayakannya. Minat? (Dedy Hutajulu)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer