Serangga Letter T

MINGGU 29 Juni 2020, sore, kami sekeluarga pergi ke Simalingkar, Medan, Sumatera Utara. Kami hendak meninjau perkembangan pembangunan rumah mertua. Lantaran tak ada yang bisa saya kerjakan di sana, bersebab hari minggu, saya memutus untuk memotret.

Saat saya berhasil memotret kawanan semut rangrang yang sedang membangun sarang di ranting tanaman, seekor serangga melintas di depan mata. Lekas mata saya mengikuti kemana serangga itu terbang dan hinggap. Rupanya ia mendarat di daun tak jauh dari tempat saya berdiri.

Lekas saya foto. Baru sekali jepret, dia keburu kabur ke pohon belimbing yang lebat dan sedang berbunga. Ia hinggap di pucuk belimbing. Terlampau jauh untuk saya jangkau. Akhirnya saya memutuskan untuk selesai memotret hari itu.

Di rumah saya penasaran, serangga apa gerangan yang tadi saya abadikan. Sulit sekali menemukan jawabannya. Awalnya saya menduga itu nyamuk karena bentuknya mirip. Namun tak ada satu pun literatur maupun situs yang memunculkan gambar seperti yang saya cari.

Serangga yang saya cari bentuknya unik. Ia memiliki sepasang sayap yang tidak biasa. Sayap yang tidak lebar dan sumbing. Sehingga pergerakannya saat terbang tidak begitu lincah. Dan karena sayap sumbing itu pula, penampilannya serupa huruf T ketika hinggap (diam) atau rehat. Warna tubuhnya buram, kecokelatan. Kaki-kakinya jenjang namun seperti berduri.

Saya menduga, dia itu ngengat. Lalu saya mengetikkan kata kunci "Moth" di mesin telusur Google. Sengaja dalam bahasa inggris dengan keyakinan, orang-orang Barat doyan meneliti serangga. Bingo! Dugaan saya tepat.

Beberapa situs berbahasa asing menampilkan gambar ngengat persis seperti yang saya jepret. Situs-situs itu menjelaskan kalau serangga satu ini bernama Plume moth. Ia berasal dari keluarga Pterophoridae. Di keluarga Pterophoridae, ada lebih dari 1.000 spesies yang telah terdeskripsikan di seluruh dunia. Dimungkinkan, masih banyak spesies lain yang tidak tercatat.

Dikabarkan, di Amerika Utara dan Meksiko, tercatat lebih dari 150 spesies telah diberi nama. Dan nama-namanya sangat keren. Enak kedengaran kalau dibacakan. Spesies ngengat ini beragam warna. Ada cokelat ada abu-abu tetapi ada juga putih. Semuanya berwarna pucat atau buram. 

Penjelasannya sedikit sekali memang. Belum ada informasi mengenai cara hidup, perilaku, cara kawin, jenis makanannya maupun bagaimana peranan serangga ini terhadap ekosistem, seperti apa kontribusinya. Apakah berguna bagi petani atau hanya sekadar santapan bagi predator seperti laba-laba dan burung.

Saya yakin, minimnya informasi itu bukan karena terbatasnya sajian literatur. Melainkan, disebabkan oleh kemampuan saya membaca literatur berbahasa asing yang rendah sekali. Sehingga otak saya kewalahan menerjemahkan beragam literatur itu. 

Meski demikian, paling tidak, untuk tulisan receh ini saya telah berusaha menyajikannya lebih baik. Tentu saja, ke depan data untuk tulisan ini akan saya mutakhirkan, setelah mendapat asupan informasi yang lebih kaya. Tulisan yang kaya gizi ilham tentulah nutrisi yang layak untuk perkembangan otak manusia. Konsumsi informasi yang bergizi menjadikan nalar kita sehat. (DEDY HUTAJULU)

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer